Kabupaten Bima Pasok Garam Premium ke Surabaya -->
Cari Berita

Iklan 970x90px

Kabupaten Bima Pasok Garam Premium ke Surabaya

Wednesday, October 17, 2018



Foto Bupati Bima, Hj. Indah Dhamayanti Putri, SE, saat panen raya garam sebelum di launching pengiriman ke Surabaya pada Selasa (16/10) kemarin.

Bima, Bima Today.- Melalui program Pengembangan Usaha Garam Rakyat (PUGAR), pada tahun 2018 ini, Kabupaten Bima, kembali melakukan terobosan dengan melakukan pengiriman perdana lima kontainer produk garam rakyat kualitas premium ke PT Susanti Megah Surabaya yang berasal dari lahan di lima Desa sentra produksi.

"Kegiatan panen raya garam dan launching pengiriman tersebut, berlangsung Selasa (16/10) yang dipusatkan di BBIP Lambu, Desa Sumi Kecamatan Lambu,"jelas Kadis Kominfostik Kabupaten Bima, H. Abdul Wahab Usman, SH, Msi.

Dikatakannya,  panen perdana dan launching pengiriman garam premium ke Surabaya tersebut, dilakukan oleh Bupati Bima, Hj. Indah Dhamayanti Putri, dan turut dihadiri  oleh Direktur Pengelolaan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan RI Dr. Ir. Abduh Nurhidayat  Msi, Direktur PT. Susanti Megah Toni Winarko,"sebutnya.

Pada kesempatan tersebut, Bupati, mengatakan, Kabupaten Bima merupakan salah satu sentra garam nasional untuk mendukung swasembada garam. Karena, Kabupaten Bima, memiliki potensi lahan tambak garam yang sangat luas,"jelasnya.

Namun, kata Bupati, meski memiliki potensi lahan yang luas, dalam pelaksanaannya masih menerapkan sistem konvensional (Tradisional,red)  dan masih bergantung pada tengkulak.

"Tapi, sejalan dengan implementasi Perpres Nomor 8 Tahun 2008 tentang kebijakan industri nasional untuk mendorong peningkatan kemampuan produksi garam nasional, swasembada ini, ditujukan bagi pemenuhan kebutuhan garam dan meningkatkan daya saing produk,"terang Bupati.

"Untuk mendukung swasembada garam tersebut,  pada tahun 2018 ini, kebijakan program PUGAR diarahkan pada peningkatan produktivitas dan kualitas garam rakyat dengan menerapkan teknologi yang mudah diterima masyarakat melalui penerapan plastik geoisolator,"papar Bupati yang dikutip Wahab.

Direktur Pengelolaan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan RI Dr. Ir. Abduh Nurhidayat, Msi, mengatakan, betapa pentingnya memenuhi pasokan garam nasional.

"Sejalan dengan pertumbuhan industri, maka kebutuhan nasional, juga terus mengalami peningkatan. Karena, hampir semua industri memerlukan garam,"tegas Abdul.

Dijelaskannya, dengan luasan lahan secara nasional yang hanya 30 ribu hektar, rata-rata produksi garam mencapai 60-80 ton perhektar serta menghasilkan sekitar 3 juta ton. 

"Artinya, untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, masih perlu impor terutama untuk garam industri,"paparnya.

Untuk itu, Kementerian Koordinator  kemaritiman, sedang mengusahakan penambahan areal tambak di wilayah timur yaitu di NTT seluas 20 ribu Ha,"isyaratnya. (BT01)