Tidak Benar Para Pengecer di Sanggar Menjual Pupuk "Selangit" -->
Cari Berita

Iklan 970x90px

Tidak Benar Para Pengecer di Sanggar Menjual Pupuk "Selangit"

Friday, June 11, 2021



Tim KP3 Kecamatan Sanggar.




BIMA, BIMA TODAY.---Informasi atas dugaan penjualan pupuk di atas Harga Eceran Tinggi (HET) di wilayah Kecamatan Sanggar, Kabupaten Bima, semuanya itu tidaklah benar. 


"Isu bahwa pengecer menjual pupuk di atas harga (HET) atau "Selangit" sungguhlah tidaklah benar. Hal itu, berdasarkan pengakuan tujuh orang pengecer yang ada di Kecamatan Sanggar, yang dipanggil untuk diklarifikasi,"jelas ketua KP3, Ahmad, SH, pada wartawan Jum'at (11/06/2021).


Sementara itu, Ketua KP3, Ahmad, SH, mengatakanya, pemanggilan tujuh pengecer bertujuan untuk dimintai keterangan atas informasi yang dilaporkan oleh warga terakait dugaan penjualan pupuk di atas harga HET. 


"Itulah tujuan pemanggilan tujuh orang pengecer. Ke tujuh pengecer yang dipanggil yaitu, pengecer Desa Taloko, Ahmad, Desa Sandue Rustam, di Desa Kore Suharti dan Riko, Desa Boro Suharto, di Desa Piong, Harsim, dan Desa Oi Saro, Jumanif,"jelasnya.


Dari hasil keterangan ke tujuh pengecer tersebut, kata Ahmad, mereka mengaku tidak ada penjualan pupuk di atas harga HET seperti informasi yang beredar dikalangan masyarakat. "Tidak ada kita menjual pupuk bersubsidi di atas harga HET atau selangit,"tutur mereka yang kutip Ketua KP3, Ahmad, SH.


Namun, lanjut KP3, pihak pengecer mempunyai kesepakatan dengan para petani untuk ongkos mengantarkan pupuk di rumah petani. "Transportasi mengantar pupuk ke rumah petani, itu merupakan kesepakatan mereka antara petani dan pengecer," katanya.


Untuk itu, kita selaku KP3, akan selalu mengawasi setiap kali pendistribusian pupuk. "Kita akan selalu mengawasi, ketika pupuk datang dan tidak terjadi harga pupuk selangit,"tandasnya.


Salahsatu pengecer di Desa Boro, Suharto, mengatakan, penjualan pupuk bersubsidi, tetap melalui prosedur dan aturan yang berlaku yaitu tidak menjual di atas HET. 


Bahkan, kata dia, penambahan uang, tidak termasuk harga pupuk. Namun, uang itu digunakan untuk menyewa buruh dan mobil yang membawa dari gudang pengecer ke rumah petani,"ucapnya.


"Kita tidak lagi mengantar pupuk ke rumah warga. Kalau pun nanti petani membutuhkan pupuk dan ingin membeli pupuk, petani harus menyewa mobil sendiri untuk memuat pupuk di gudang pengecer untuk membawanya ke rumahnya masing-masing,"pungkasnya.


Pada pertemuan tersebut, dihadiri oleh Camat Sanggar, Kapolsek Sanggar, Kepala UPT, Kepala BPP, Kepala Desa se-Kecamatan Sanggar dan tujuh orang pengecer. (BT03)